Rabu, 21 Januari 2009

Bakso itu cuma kumainin, Daging bulat bercampur tepung itu ngglundung kesana-kamari di dalam mangkok terdorong garpu yang ku pegang. Mataku tak berkedip melihat Dedi, temen sekolahku yang cute habis. Ya emang dia cekep kayak brad pit, dan saat di kantin seperti inipun dia selalu menebar senyumnya yang penuh pesona itu. Aku lagi bingung gimana caranya jadi ceweknya si Dedi, padahal kami sudah kenal lama, sejak kelas satu SMU gitu loh.
Sebenarnya aku cukup pede karena banyak temenku yang bilang aku maniez, rambut panjang, kulit putih (narsis mode:on). Tapi kok si Dedi gak pernah ngajak aku jalan ya, padahal aku sudah menebar sinyal yang kuwat kayak indosat. Masalahnya sih emang doi suka bergerombol ama temen2nya sehingga gak pernah ada kesempatan buat aku dan dia berdua. So sekarang aku harus merancang strategi supaya bisa berduaan trus aku harus ngomong suka ma dia. Habis gimana lagi, ntar keburu kami lulus, dan gak ketemu deh. Lagian bangku kuliah kan banyak cewek2 yang lebih menggoda, jadi harus dikapling dulu. Malu juga sih kalo nembak duluan, tapi sekarang kan jamannya emansipasi, tapi aku harus memikirkan cara nembak yang paling elegan, jadi malunya gak banget2. Cara pertama yang kupikirkan adalah nembak pas tanggal satu April..Jadi kalo diterima syukur..kalo ditolak tinggal bilang “April MOP” hihihi jadi gak tengsin. Kayaknya gak banget deh..kurang kreatip, mungkin aku harus pake cara kedua yaitu minta dijodohin ama bokap nyokap, kan dah kenal ma bokap nyokapnya Dedi, secara kami tetanggaan, …kayak di sinetron.. gak ah..siapa yang mau kawin?.Duh gimana ya.. ah pake cara biasa aja, ajak ngobrol berdua..
Singkat cerita kami akhirnya bisa ngobrol berdua, di bawah temaram lampu, warung makan. Sementara diluar hujan turun dengan lebatnya.
“Mo ngomong apa sih, kok kayaknya serius banget?” , Dedi mulai gak sabar karena dari tadi aku cuma diem. Lagi bingung mo mulai kata-katanya gimana.
“Ded, lo tau ga kita udah kenal berapa tahun? “
“Kenapa emangnya?”
“Aku mo cerita, tapi ini rahasia kamu gak boleh bilang siapa2”

Nah begitulah awalnya, trus belum ada ide nih buat ngelanjutin..hihihi
Pada suatu hari Fadli mendapat SMS dari Fani, pacarnya. Di SMS tersebut Fani bilang “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm akhrny...”. Tanpa berpikir panjang Fadli mengambil motor di garasinya dan langsung tancap gas menuju kantor polisi.
Sampai di kantor polisi, ternyata gadis pujaannya itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya. Karena Fadli adalah anak yang sangat pemalu dan lugu, dia tidak berani bertanya kepada pak polisi yang sedang berjaga di kantor tersebut.
Setelah beberapa lama mondar-mandir di tempat tersebut, akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada pak satpam yang sedang jaga di pintu gerbang. “Pak, boleh numpang tanya!, sejak tadi ada gak cewek yang di tahan di kantor ini?”.
“Waduh... saya gak tau mas, di sini saya hanya bertugas untuk mengatur kendaraan yang keluar masuk dari tempat ini”, jawab pak satpam kepada Fadli.
“Kalau gitu, makasih pak!”, sahut Fadli.
Mendengar jawaban dari pak satpam, Fadli mempunyai inisiatif untuk menelepon pacarnya tersebut. “Hallo... Say, kamu ada dimana?, kucari ke kantor polisi kok gak ada?, gimana keadaan kamu?, katanya kamu ditahan di kantor polisi?”, ucap Fadli dengan sedikit merasa cemas.
Sambil tersenyum dia mencoba menenangkan kekasihnya, “Yang, sekarang aku sedang di rumah, aku baik-baik aja kok!”.
“Terus yang kirim SMS ke aku itu siapa?”, tanya Fadli kepada Fani.
“Oh... SMS itu, kamu pasti belum baca isi semua SMS dariku itu!. baca lagi donk!”, tukas Fani.
Fadli terdiam.
“Udah gitu aja yach... nanti pulsa kamu habis. Udah yach... dah sayaaang...”, Fani kemudian menutup hand phonenya.
Fadli masih bingung!. Lalu dia membuka SMS itu lagi dan membacanya. Beberapa saat kemudian dia tertawa sendiri karena tahu isi lengkap SMS tersebut adalah, “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm akhrny aq dpt srt tilang, d srt tu trtls anda dinyatakan bebas krn semua bukti n saksi menyatakan bahwa anda adalah wanita yg cantik menawan hati”.
Malam itu, Nury tidur duluan, aku dan Roby masih asik bermain kartu, berempat bersama Dion dan Sugeng. Nury emang tipe orang yang tidak suka kegiatan-kegiatan yang kata dia "membuang-buang waktu", kalo nurut aku sih fine-fine aja, selama kegiatan yang kita lakukan tidak membahayakan dan merusak, dan pendapatku ini seringkali diamini oleh yang lain, sesama penghuni kos di komplek Haji Durojak (aslinya sih Abdurrozak, tapi karena terlalu ribet, jadilah nama yang simpel "Durojak"), yang semuanya 10 kamar. Aku tidur bersama Nury dan Roby, kami bertiga bersama 5 teman yang lain yang kos satu komplek, bekerja di tempat yang sama.Menjelang tengah malam, permainan kartu kami bubar, soalnya besok aku dan Roby mau nonton film di Mangga 2. Ketika aku bersiap hendak tidur, kulihat Nury sudah tertidur pulas. Lampu kamar segera dimatikan oleh Roby, karena kami sudah terbiasa tidur dengan mematikan lampu. Belum lama aku tertidur pulas, tiba-tiba aku terbangun karena mendengar jeritan, kubuka mataku untuk melihat yang terjadi, dari sorot lampu di luar kamar terlihat kejadian yang menakutkan, Nury meloncat-loncat sambil berputar-putar, mengayun-ayunkankan tangan kirinya ke arah pinggangnya, sambil berteriak-teriak "Whoaaa....whoaaa....whoaaa". Melihat kejadian itu, aku hanya bisa terpaku di tempat aku berbaring, yang terpikir di benakku hanyalah bahwa Nury sedang kesurupan dan aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, aku takut kalau-kalau Nury bertindak sesuatu yang di luar nalar dan batas kewajaran. Dalam situasi seperti itu, Roby yang juga terbangun langsung menyalakan lampu kamar, dan mendiamkan Nury sambil memegang pundaknya dan berujar "Sadar Nur, sadar...!!!!!!". Sementara dari luar kamar, terdengar suara gaduh, tetangga-tetangga kos terbangun dan menghampiri pintu kamar kami, "Hei, ada apa...!!! Buka pintunya..!!!", kudengar Sugeng yang kamarnya di depan kamarku berteriak. Aku sendiri yang masih tertegun melihat Nury tak juga berhenti melompat-lompat dan berteriak, belum bisa berbuat apa-apa. Sekitar satu menit kemudian, kulihat Roby sudah bisa menenangkan Nury, dan Nury pun sudah tidak melompat-lompat dan berteriak, tapi tangan kirinya masih diayun-ayunkan ke atas dan ke bawah. Setelah melihat itu, aku langsung bisa berdiri dan buru-buru membuka pintu, untuk menenangkan orang-orang yang gaduh di luar kamar.Setelah keadaan tenang, barulah ketahuan kejadian sebenarnya, yang ternyata sangat konyol. Sewaktu Nury tidur, tanpa sengaja tangan kirinya tertekan oleh badannya sendiri, karena lama sehingga peredaran darah di tangannya tidak lancar dan menyebabkan mati rasa, pada saat itu dia menggaruk pinggangnya yang terasa gatal dengan tangan kiri, tapi ketika dia menggaruk pinggangnya, yang dia rasakan adalah ada sesuatu yang mencolek-colek pinggangnya, dan dalam keadaan tidur dia terus mencoba menyingkirkan "sesuatu" tersebut, karena "sesuatu" itu tidak hilang-hilang juga, akhirnya dia terbangun dan mencoba menyingkirkannya dengan mengibas-ngibaskan tangan kirinya ke pinggangnya, di dalam kegelapan ruangan di kamar, dan dalam keadaan masih setengah sadar, yang ada di bayangan Nury adalah bahwa "sesuatu" itu adalah tikus yang merayap ke pinggangnya, dan sepontan dia berdiri dan menyoba menyingkirkan "tikus" itu, tapi karena "tikus" itu tidak kunjung pergi juga bahkan semakin keras "mencakar" pinggangnya, dia lalu histeris dan berteriak-teriak, hingga terjadilah kegaduhan di malam itu. Orang-orang yang terbangun dan mendatangi kamar kami langsung menggerutu, begitu mengetahui ternyata kejadiannya hanyalah disebabkan masalah "mati rasa", lalu bubarlah masing-masing meneruskan tidurnya. Sebelum bubar, Dony, tetangga kos kami nyeletuk,"Wah, coba tangan yang mati rasa itu diletakkan di bawah sarung, pasti lebih enak, soalnya serasa ada tangan lain yang sedang 'bekerja'". Waduh, boleh tuh dicoba!!

Rabu, 07 Januari 2009


Saya bermimpikan kamu beberapa hari yang lalu. Setelah beberapa lama kamu tidak hadir dalam tidur saya, kamu kembali menjengah. Mungkin karena saya masih sering mengingati 'memori kita'. Semuanya terasa segar dan seperti baru berlalu.


Kamu katakan pada dia bahwa kamu ingin menghilangkan diri untuk mencari sinar yang telah hilang. Adakah sinar yang saya terima telah hilang dari hidup kamu?


Sungguh perjalanan hidup ini punya lenggok sendiri. Kita ditemukan untuk waktu yang singkat sebelum tiba masanya untuk mencari hala tuju hidup masing-masing. Harap dan doa saya agar kamu sedang mengorak, menapak dan melangkah untuk menggapai impian dan cita kamu. Sungguh saya berdoa itu.


SAHABATKU

Masihkah kuragukan persahabatan kalian
Ketika aku sakit... kalian sembuhkan aku dengan bait-bait doa
ketika aku lupa ...kalian ingatkan aku dengan sentilan kata kasar namun indah

Masihkah kuragukan ketulusan kalian
Ketika tangan kalian menjabat erat tanganku
Kalian hadirkan rasa damai yang menghentak-hengtakkan dadaku...

Masihka kutanyakan persahabatan kalian
Ketika mataku berkaca-kaca kalian tersenyum agar akupun ikut tersenyum
Ketika lelahnya jiwaku, kau pijat-pijat dengan pantun dan canda konyol yang menggelitik jiwaku...

Tidak...tidak...
Tidak akan pernah kuragukan persahabatan kalian
Tidak akan pernah kusangsikan ketulusan kalian
Dan tidak akan pernah lagi kutanyakan keberadaan kalian sahabatku
karena kalian telah hidup dalam jiwaku...

Sahabat meski hadirku bagai setetes embun pagi yang hanya datang sesekali saja
namun yakinlah senyuman sahabat selalu hadir, mengalir dan terus mengalir dalam jiwaku
tanpa mengenal batas waktu...